BURU, KOMPAS - Warga Desa Waengapan, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru, Maluku, untuk pertama kalinya menikmati lampu penerangan listrik tenaga surya bantuan pemerintah. Sebelumnya, warga daerah ini memakai geatah damar sebagai bahan bakar penerangan.
Untuk mencapai Waengapan dibutuhkan waktu 3 jam perjalanan mobil dari Namrole, ibu kota Kabupaten Buru Selatan, yang merupakan kota terdekat. Jalan menuju desa yang dihuni 276 kepala keluarga ini berupa tanah keras. Selain tak ada akses listrik, air bersih di Waengapan pun sulit didapat.
Sebanyak 100 paket lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) dibagiakan kepada warga Desa Waengapan pada Selasa (19/12) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Paket tersebut berisi panel tenaga surya berkapasitas 30 watt peak, emapat unit lampu dan kabel. Selain untuk penerangan LTSHE, listrik dari panel tenaga surya bisa dipakai untuk mengisi ulang telepon seluler.
Kepala Unit Pengendalian dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (UP3I) pada Kementerian ESDM Simin Laksmono Himawan mengatakan, program ini dibiayai APBN. Penyerahan bantuan paket LTSHE itu menjadi bagian dari program pengaliran listrik ke desa-desa terpencil di Indonesia. Sejauh ini masih sekitar 2.500 desa di Indonesia yang belum mendapat akses listrik.
"Untuk sementara, kami hanya bisa memberikan lampu tenaga surya sebagai pengganti getah damar. Menurut rencananya, setidaknya dalam tiga tahun ke depan akan masuk aliran listrik dari PLN," kata Simon.
Kompas Terbitan Rabu 20 Desember 2017 Halaman 19 Kolom 1-3